Saturday, 30 September 2017

makalah mamalia dalam perspektif al quran


MAKALAH

“MAMALIA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN”

Untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur

Mata Kuliah              : Keterpaduan Islam dan IPTEK

Dosen Pengampu      : Edy Candra, S. Si., M. A





Description: D:\index.jpg





Oleh:

Kelompok 1

Azkia Nurhidayah

Fitri Ratnasari

Usep Pathul Bachri









JURUSAN TADRIS IPA BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI CIREBON

2016

BAB I

PENDAHULUAN



  1. Latar Belakang Masalah
    Dalam ilmu biologi ada istilah tiga kerajaan, yakni kerajaan manusia, kerajaan hewan dan kerajaan tumbuhan. Tiga kerajaan tersebut saling memiliki keterkaitan dan hubungan yang menghasilkan rantai makanan. Dengan munculnya rantai makanan tersebut maka kehidupan seluruh makhluk hidup di bumi akan terus berlangsung (Jamili, 1992 : 88).
    Banyak ditemukan ayat-ayat  di dalam al-Qur’an yang berbicara tentang hewan,  bahkan terdapat enam surat dalam surat-surat al-Qur’an yang dinisbatkan dengan nama hewan yakni, Al-Baqarah ( sapi betina ), al-An’am ( binatang ternak ), an-Nahl ( lebah ), an-Naml ( semut ), al-‘Ankabut ( laba-laba ) dan al-Fil ( gajah ). Jika dikumpulkan semua ayat yang berbicara tentang hewan berjumlah sekitar 140 ayat[1] (An-najar, 2006 : 35). Berdasarkan teori tersebut jumlah binatang dalam al-Qur’an tidaklah sedikit, maka kemudian banyak yang memahami bahwa al-Qur’an juga peduli terhadap kehidupan kerajaan binatang dengan melihat banyaknya ayat yang berbicara tentang hewan.
    Dalam makalah ini penyusun akan memaparkan sedikit penjelasan tentang bagaimana al-Qur’an menjelaskan hewan-hewan kepada umat Islam terutama hwan yang termasuk mamalia, sehingga dapat dikaitkan dengan pembelajaran sains yang membahas mengenai salah satu kerajaan hewan, yaitu pada kelas mamalia.

  2. Rumusan masalah
    Adapun rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini adalah :

  1. Bagaimana mamalia dalam sains?
  2. Bagaimana mamalia dalam perspektif A-Qur’an?


  1. Tujuan
    Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

  1. Untuk mengetahui mamalia dalam sains.
  2. Untuk mengetahui mamalia dalam perspektif A-Qur’an.

BAB II

PEMBAHASAN



  1. Mamalia dalam perspektif Sains
    Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang endoterm atau "berdarah panas".Otak mengatur sistem peredaran darah, termasuk jantung yang beruang empat. Mamalia terdiri lebih dari 5.000 genus, yang tersebar dalam 425 keluarga dan hingga 46 ordo, meskipun hal ini tergantung klasifikasi ilmiah yang dipakai (Wahyuni, 2015).
    Kelompok  mamalia semuanya menghasilkan susu sebagai makanan anaknya. Susu dihasilkan oleh kelenjar (mammae) yang terdapat  di daerah perut atau dada. Mamalia disebut juga hewan menyusui karena menyusui anaknya. Selain memiliki kelenjar susu,  Mamalia juga berambut serta memiliki tiga tulang telinga tengah. Ketiga ciri ini tidak dimiliki oleh vertebrata lainnya. Pada paus dan lumba-lumba, rambut ada pada tahap tertentu perkembangan embrionya.
    Rambut mamalia tersusun dari protein yang disebut keratin. Rambut mamalia memliki fungsi tertentu, yaitu sebagai insulasi yang memperlambat pertukaran panas dengan lingkungan, segabai indera peraba antara lain pada kumis, sebagai pelindung dari gesekan maupun sinar matahari, sebagai penyamar atau pertahanan untuk melindungi dari mangsa, dan sebagai penciri kelamin.
    Menurut Hafhsah (2016), Ciri-ciri lain yang dimiliki sebagian besar mamalia adalah :           

    1. Geligi dengan berbagai ukuran dan bentuk
    2. Rahang bawah tersusun dari satu tulang
    3. Bernapas dengan paru-paru   
    4. Jantung  beruang empat         
    5. Diafragma  di antara rongga perut dan rongga dada untuk membantu pernapasan
    6. Otak  yang lebih berkembang dibandingkan vertebrata lain
    7. Menggunakan  energi metabolismenya untuk menjaga suhu tubuh tetap konstan sehingga digolongkan sebagai hewan endoterm dan homeoterm
    8. Fertilisasi  terjadi secara internal atau di dalam tubuh betina
    9. Melahirkan  anaknya sehingga termasuk hewan vivipar
      Mamalia hidup di berbagai habitat di darat dan di perairan. Ada juga mamalia yang hidup di daerah yang cukup ekstrem misalnya di kutub dan digurun. Beberapa jenis ada yang menyelam untuk mencari makanan di perairan. Kelompok mamalia tertentu ada yang merupakan hewan arboreal yang hidup di pohon-pohon dalam hutan.
      Mamalia dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu Mamalia bertelur (prototheria), mamalia berkantung (metatheria), dan mamalia berplasenta (eutheria).

  1. Kelompok Prototheria
    Bertelur sehingga tergolong ovipar. Embrio berkembang di dalam telur dengan menggunakan kuning telur sebagai sumber makanannya. Setelah menetas hewan ini akan menghisap susu dari rambut induknya, karena induk ini tidak memiliki puting susu. Hewan ini digolongkan sebagai ordo Monotremata, contohnya adalah platipus (Ornithorhynchus anatinus) dan echidna.
  2. Kelompok Metatheria
    Melahirkan anaknya saat embrio masih pada tahap awal sehingga masa kehamilannya singkat. Contohnya kanguru merah, anaknya yang masih berukuran sebesar lebah madu dilahirkan 33 hari setelah fertilisasi. Anak dalam tahap embrio tersebut dapat merangkak masuk ke dalam kantung induknya yang disebut marsupium. Di dalam masupium embrio menyusu pada puting susu dan mengalami perkembangan selanjutunya. Hewan ini digolongkan sebagai ordo Marsupialia atau hewan berkantung, contohnya adalah kanguru (Macropus sp.), koala (Phascolarctos cinereus), dan opposum (Pucadelphys andinus).
  3. Kelompok Eutheria
    Melahirkan anaknya yang telah menyelesaikan perkembangan embrioniknya di dalam rahim (uterus). Embrio memperoleh nutrisi dari induknya melalui plasenta sehingga kelompok hewan ini disebut mammalia berplasenta. Sebagian besar ordo dalam mamalia tergolong mamalia berplasenta. Berikut Ordo-ordo utama Mamalia Eutheria :

  1. Ordo Insectivora, adalah kelompok mamalia pemakan serangga. Tikus mondok dan landak adalah contoh hewan pemakan serangga.
  2. Ordo Chiroptera, adalah  kelompok Mamalia yang memiliki selaput kulit membentang dari kaki depan, badan, dan kaki belakang.Struktur sayap untuk terbang ini merupakan modifikasi dari kaki depan yang ditunjang oleh empat jari. Sebagian besar hewan ini adalah hewan nokturnal, yaitu mencari makanan pada malam hari. Selain sebagai pemakan serangga, beberapa jenis memakan buah-buahan dan vertebrata kecil seperti katak, tikus, dan burung.Jenis lain yaitu kelelawar vampir menghisap darah mamalia lain.
  3. Ordo Lagomorpha , mencakup mamalia yang memiliki gigi seri seperti pahat, misalnya kelinci. Kaki belakang hewan ini lebih panjang daripada kaki depan. Struktur kaki ini berfungsi untuk melompat.
  4.  Ordo Perissodactyla, mencakup mamalia berkuku pada jari yang berjumlah ganjil pada kakinya.Jika jari kakinya lebih dari satu jari tengahnya lebih besar daripada jari lain. Hewan ini merupakan pemakan tumbuhan atau herbivora. Contoh hewan ini adalah kuda (Equus caballus) yang berkuku satu, tapir (Tapirus indicus) dan badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) yang berkuku tiga.   
  5. Ordo Artiodactyla, mencakup mamalia berkuku pada jari yang berjumlah genap masing-masing kakinya. Hewan ini juga herbivora. Contohnya adalah kambing, domba (Ovis aries), babi (Sus sp.), rusa sambar (Cervus unicolor), dan jerapah (Giraffa camelopardalis).       
  6. Ordo Sirenia, adalah mamalia herbivora akuatik yang memiliki tungkai depan mirip sirip. Kelompok mamalia ini tidak memiliki kaki belakang. Ekor besar dan pipih horizontal yang juga berperan seperti dayung untuk berenang. Sirenia merupakan mammalia bertubuh besar tidak berambut. Rambut kasar hanya terdapat di bibirnya. Contoh sirenia adalah duyung atau dugong (Dugong dugong).
  7. Ordo Proboscidea, memiliki tubuh besar berotot serta belalai berotot. Hewan yang termasuk kelompok ini adalah gajah sumatera (Elephas maximus). Belalai gajah berfungsi seperti anggota badan kelima untuk mengambil makanan dan minum. Kulitnya longgar dan tebal. Gajah jantan memiliki gigi seri atas memanjang sebagai gading.
  8. Ordo Cetacea, hidup di laut dengan tubuh berbentuk ikan, kaki depan mirip dayung dan tidak ada kaki belakang. Tubuhnya tidak berambut dan memiliki lapisan tebal lemak sebagai insulasi. Lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus), paus biru (Balaenoptera musculus), dan paus pembunuh (Orcinus orca) adalah mamalia yang termasuk Cetacea.
  9. Ordo Cornivora, adalah kelompok mamalia yang memiliki dan kuku yang tajam dan runcing untuk menangkap dan memakan mangsanya. Kelompok ini disebut juga pemakan daging. Mamalia yang termasuk carnivora adalah anjing (Canislupus familiaris), Kucing (Felis silvestris), harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), singa (Panthera leo) dan anjing laut (Caniformia pinniped).
  10.  Ordo Rodentia, memiliki gigi seri seperti pahat. Gigi serinya berjumlah sepasang di atas dan sepasang di bawah. Gigi seri tidak berakar sehingga tumbuh terus-menerus. Contoh rodentia adalah tupai, berang-berang, tikus, landak, dan mencit.
  11. Ordo Primata, memiliki ibu jari yang dapat disentuhkan ke jari lain, mata menghadap ke depan, korteks serebal berkembang baik. Kelompok primata adalah beruk (Macaca sp.), orang utan (pongo pygmaeus), dan lutung  jawa (Trachypithecus auratus). Manuasi (homo sapiens) digolongkan dalam primata.


  1. Mamalia Dalam Perspektif Aal-Qur’an
    Di dalam Al Qur'an, Allah Subhanahu wa Ta'ala beberapa kali menyebutkan nama-nama binatang dalam rangka menceritakan kisahnya ataupun dijadikan sebagai permisalan supaya menjadi pelajaran bagi umat manusia.  Beberapa binatang dalam al-Qur’an dipaparkan secara khusus dan rinci pada beberapa surat, seperti yang diapparkan pada tabel berikut:
    Tabe 2.1 Beberapa Surat Al-Qur’an Mengenai Binatang

No. Surat
Nama Surat
Arti Surat
Jenis Surat
Jumlah Ayat
2.
Al-Baqarah
Sapi betina
Madaniyah
286
6.
Al-An’am
Binatang ternak
Makkiyah
165
11.
Hud
Hud
Makkiyah
123
16.
An-Nahl
lebah
Makkiyah
128
27.
An-Naml
semut
Makkiyah
93
29.
Al-Ankabut
Laba-laba
Makkiyah
69
105.
Al-Fil
Gajah
Makkiyah
5

Berdasarkan tabel tersebut, menunjukan bahawasannya dalam al-Qur’an tidak hanya membahas mengenai kehidupan dunia maupun akhirat serta pernciptaannya, namun membahas pula mengenai binatang. Berdasarkan tujuan disusunnya makalah ini, maka pada makalah ini hanya akan dipaparkan mengenai beberapa ayat al-Qur’an yang membahas tentang hewan yang termasuk ke dalam mamalia.

öNä3s9ur $ygŠÏù îA$uHsd šúüÏm tbqçt̍è? tûüÏnur tbqãmuŽô£n@ ÇÏÈ   ã@ÏJøtrBur öNà6s9$s)øOr& 4n<Î) 7$s#t óO©9 (#qçRqä3s? ÏmŠÉóÎ=»t žwÎ) Èd,ϱΠħàÿRF{$# 4 žcÎ) öNä3­u Ô$râäts9 ÒOÏm§ ÇÐÈ   Ÿ@øsƒø:$#ur tA$tóÎ7ø9$#ur uŽÏJysø9$#ur $ydqç6Ÿ2÷ŽtIÏ9 ZpuZƒÎur 4 ß,è=øƒsur $tB Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÑÈ  

Artinya: 6. dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan. 7. dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, 8. dan (dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya (Q.S. An-Nahl : 6-8)

Tafsir Mufradat

 بشق الأنفس = separuh nafas ( sengsara, berat dan susah payah ) (Harari, 2001 : 144)

  الخيل =  salah satu jenis kuda yang kecepatannya di bawah kuda perang "فرس"

البغال =  hewan hasil kawin silang antara kuda dan keledai

الحمير = bentuk jamak dari lafadz حمار  (keledai) (Harari, 2001 : 145)

Penafsiran Ayat

öNä3s9ur $ygŠÏù îA$uHsd šúüÏm tbqçt̍è? tûüÏnur tbqãmuŽô£n@ ÇÏÈ

As-Sya’rawi mengatakan bahwa, setelah Allah menjelaskan tentang manfaat hewan ternak bagi tubuh manusia dengan memakan daging ataupun menggunakan kulitnya sebagai pelindung jasad, maka ayat ini menitik beratkan pada aspek hiburan, dalam artian hewan ternak tersebut mampu memancarkan keindahan tersendiri bagi orang yang melihatnya, tidak hanya dirasakan oleh si pemilik hewan, namun setiap orang yang melihatnya akan terhibur dan merasa senang, (Syarawi, 1991 : 104). Sedangkan Abdullah al-Harari menafsirkan ayat ini bahwa hewan ternak tersebut itu mampu menjadi perhiasan yang bisa memunculkan kepuasan tersendiri bagi orang yang melihatnya, ketika hewan tersebut mulai kembali ke kandang dalam keadaan kenyang, (Harari, 2001 : 144).

ã@ÏJøtrBur öNà6s9$s)øOr& 4n<Î) 7$s#t óO©9 (#qçRqä3s? ÏmŠÉóÎ=»t žwÎ) Èd,ϱΠħàÿRF{$# 4 žcÎ) öNä3­u Ô$râäts9 ÒOÏm§ ÇÐÈ

Dalam menafsirkan ayat ini, Tahir Ibnu ‘Asyur mengungkapkan bahwa, hewan-hewan tersebut juga dapat berguna meringankan manusia dalam melakukan perjalanan keluar daerah dengan menaruh beban/bekal pada hewan tersebut. Ibnu ‘Asyur menegaskan bahwa perjalanan tanpa mengendarai hewan tersebut akan tetap sampai pada tujuan, namun perjalanan tersebut akan terasa berat dan menyengsarakan, (‘Asyur, 1984 : 106). Sedangkan menurut As-Sya’rawi, ayat ini menjelaskan tentang konteks al-Qur’an diturunkan dimana sarana untuk mengangkut barang pada waktu itu menggunakan hewan, berbeda dengan sekarang ketika melihat fenomena di kairo, iskandariyah dan tanta yang penduduknya telah menggunakan mesin sebagai sarana pengangkut mengirim barang keluar kota, (Sya’rawi, 1991 : 105).

Ÿ@øsƒø:$#ur tA$tóÎ7ø9$#ur uŽÏJysø9$#ur $ydqç6Ÿ2÷ŽtIÏ9 ZpuZƒÎur 4 ß,è=øƒsur $tB Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÑÈ  

Menyikapi ayat ini, al-Harari menjelaskan bahwa, tujuan utama dari hewan-hewan tersebut diciptakan yaitu supaya hewan tersebut menjadi tunggangan bagi manusia, sedangkan menjadikannya sebagai perhiasan lebih pada subjektifitas masing-masing individu, (Harari, 2001 : 147).

Sedangkan As-Sya’rawi menjelaskan bahwa, setelah Allah menjelaskan tentang manfaat hewan yang bisa di makan, maka dalam ayat ini Allah menjelaskan hewan yang tidak bisa di makan dagingnya namun bisa dijadikan sarana berkendara menuju tempat-tempat tertentu. Sedangkan maksud dari ayat ويخلق ما لا تعلمون  adalah penciptaan Buraq yang dijadikan kendaraan oleh nabi ketika isra’ mi’raj, (Sya’rawi, 1991 : 110).

Sementara itu, Ibnu ‘Asyur mengungkapkan bahwa, yang di maksud dengan ويخلق ما لا تعلمون adalah hewan-hewan yang tidak diketahui masyarakat arab pada waktu itu. Dalam artian masyarakat selain arab menggunakan hewan seperti gajah dsb. Sebagai sarana berkendara tidak hanya terfokus pada kuda, himar dan unta. Selain itu, kendaraan-kendaraan modern seperti mobil, pesawat dan speda motor itupun termasuk inti sari dari hal-hal yang belum diketahui oleh masyarakat arab pada saat al-Qur’an diturunkan, (‘Asyur, 1984 : 111).

¨bÎ)ur öä3s9 Îû ÉO»yè÷RF{$# ZouŽö9Ïès9 ( ä3É)ó¡S $®ÿÊeE Îû ¾ÏmÏRqäÜç .`ÏB Èû÷üt 7^ösù 5QyŠur $·Yt7©9 $TÁÏ9%s{ $Zóͬ!$y tûüÎ̍»¤±=Ïj9 ÇÏÏÈ  

Artinya: Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya (Q.S. An-Nahl : 66).

Tafsir Mufradat

1.              أنعام =empat jenis binatang ternak, unta, sapi, kambing dan domba

2.              سابغا = mudah di telan dan di cerna

PenafiranAyat

Dalam menafsiri ayat di atas, Ibnu ‘Asyur menjabarkan tentang proses keluarnya air susu hewan yang berasal dari makanan yang diproses dalam perut hewan kemudian terjadi pemilahan antara zat-zat yang menjadi darah, susu dan kotoran. Selain itu tempat keluar susu tersebut juga berdekatan dengan tempat keluarnya kotoran. Menurut Ibnu ‘Asyur, hal ini merupakan isyarat ilmiyah al-Qur’an yang disampaikan pada masyarakat arab yang pada waktu itu belum menyadari proses terbentuknya air susu hewan ternak mereka yang mereka minum setiap hari, (Harari, 2001 : 284).

Firman Allah, “Berupa susu yang bersih antara tahi dan darah”. Yakni, warna putih susu, rasanya, dan manisnya terpisah dari kotoran dan darah di dalam perut hewan. Masing-masing mengalir ke tempatnya sendiri. Jika makanan telah dicerna dalam perutnya, maka darah mengalir ke urat, susu mengalir ke ambing, air seni ke kemih, dan kotoran ke dubur. Masing-masing tidak bercampur dengan yang lain dan tidak mempengaruhinya setelah berpisah, (Nasib, 1999 : 1041).

Sedangkan Zaghlul an-Najjar, mengungkapkan tentang proses terbentuknya susu yang keluar dari binatang yang berkaki empat ( mamalia ), bahwa susu terbentuk dari intisari makanan yang kemudian membentuk zat yang berisi protein, karbohidrad dan juga vitamin. Dari makanan yang dimakan hewan, keluarlah susu yang bermanfaat bagi tubuh manusia, namun makanan tersebut(yang dimakan hewan) tetap menjadi kotoran yang tidak bermanfaat bagi manusia, An-Naajar, 2006 : 317).

ª!$#ur t,n=y{ ¨@ä. 7p­!#yŠ `ÏiB &ä!$¨B ( Nåk÷]ÏJsù `¨B ÓÅ´ôJtƒ 4n?tã ¾ÏmÏZôÜt Nåk÷]ÏBur `¨B ÓÅ´ôJtƒ 4n?tã Èû÷,s#ô_Í Nåk÷]ÏBur `¨B ÓÅ´ôJtƒ #n?tã 8ìtör& 4 ß,è=øƒs ª!$# $tB âä!$t±o 4 ¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@à2 &äóÓx« ֍ƒÏs% ÇÍÎÈ  

Artinya: Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah Maha Menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. An-Nur : 45).

Tafsir Mufradat

دآبة=hewan yang berjalan, merayap dan berjalan di muka bumi (Harari, 2001 : 381).

Penafsiran Ayat

Dalam menafsiri ayat di atas, al-Harari mengatakan bahwa Allah menciptakan semua makhluk di bumi dari bahan dasar berupa air bahkan termasuk mansuia. Pengumuman lafadz (nakirah)  ماء  menunjukkan bahwa semua makhluk hidup diciptakan dari air dengan jenisnya masing-masing, mengingat semua makhluk hidup membutuhkan air, namun dalam hal ini  malaikat dan jin masuk dalam pengecualian karena malaikat tercipta dari cahaya sedangkan jin tercipta dari api, (Harari, 2001 : 392).

Menurut pendapat Al-Qurthubi (2008 : 731): Firman Allah berikut menunjukkan atas kebenaran yang ada di dunia ini, فَمِنْهُم مَّن يَمْشِى عَلَ بَطْنِهِ  Maka sebagaian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya.” Maksudnya yaitu berjalan menggunakan perut hewan tersebut seperti ular, ikan, serta cacing. Sedangkan berjalan dengan kedua kaki adalah burung, jika burung itu sedang berjalan.

Sementara as-Sya’rawi (1991 : 29) menjelaskan bahwa Allah memberikan informasi tentang perilaku berjalan hewan, ada yang merayap, ada pula yang berjalan menggunakan kaki yang kesemuanya saling memiliki ketergantungan. Jadi pada hakikatnya semua itu menunjukkan keharmonisan alam dan keseimbangannya.

Sedangkan Shihab (2006, 580), berpendapat bahwa ayat di atas menjelaskan aneka macam cara berjalan hewan. Tentulah untuk berjalan diperlukan kaki. Ada hewan yang berjalan dengan empat kakinya, begitu juga jika berjalan dengan dua kaki, dan sangat menakjubkan yang berjalan tanpa kaki. Sehingga ayat di atas apabila dianilisis itu memulai dari esensi yang sangat menakjubkan, yaitu yang berjalan tanpa kaki, hingga yang berjalan dengan empat kaki. Dan ayat ini tentu menjadi tanda-tanda dari kebesaran Allah SWT  dan betapa kuasanya Allah SWT dalam menciptakan segala sesuatu yang Allah kehendaki.

Berdasarkan pemaparan beberapa ayat al-Qur’an tersebut, jelas disinggung mengenai hewan yang termasuk ke dalam mamalia, diantaranya unta, keledai, kuda, dan lainnya, dimana hewan-hewan tersebut memiliki karakteristik kelompok mamalia, salah satunya memiliki kelenjar mamae yang berarti mampu menyesui. Terdapat pula ayat al-Qur’an yang memaparkan mengenai beberapa hewan yang termasuk ke dalam mamalia, yang tergolong ke dalam hewan ternak yang dibahas mengenai pembayaran zakat, namun pada makalah ini hanya akan dipaparkan secara singkat mengenai hewan ternak yang termasuk ke dalam mamalia:

    1. Unta
      Unta meliputi unta ‘irab (unta Arab) yang berpunuk satu dan unta bakhathi1 yang berpunuk dua. Sapi meliputi seluruh jenis sapi ternak dan kerbau. Ibnul Mundzirt telah menukil ijma’ ulama dalam Al-Ijma’ (no. 91) bahwa kerbau termasuk jenis sapi yang terkena zakat. Syaikhul Islam t menukilnya dari Ibnul Mundzir t dalam Majmu’ Fatawa (25/37).
    2. Sapi
      Ibnu Qudamah t berkata dalam Al-Mughni (2/373): “Kami tidak mengetahui khilaf dalam hal ini.” Adapun sapi liar/banteng, tidak dikenai zakat menurut Ibnu Qudamah t beserta jumhur (mayoritas) ulama. Hujjahnya, sapi liar/banteng tidak termasuk binatang ternak seperti halnya binatang liar lainnya yang tidak terkena zakat.
    3. Kambing meliputi kambing biasa dan domba/biri-biri.
      Tidak ada khilaf di kalangan fuqaha’ bahwa kambing dan domba disatukan dalam perhitungan nishab dan zakat. Demikian pula seluruh jenis sapi dan kerbau yang beragam jenisnya disatukan dalam perhitungan nishab dan zakat. Juga seluruh jenis unta yang beragam jenisnya disatukan dalam perhitungan nishab dan zakat. Adapun yang berbeda jenis tidak disatukan antara satu dengan yang lainnya dan tidak ada khilaf pula dalam hal ini. Maka kambing tidak disatukan dengan sapi dan unta dalam perhitungan nishab dan zakat.
      Adapun Tujuan dipeliharanya hewan ternak, adalah: (Syariah, 2016)

  1. Untuk diternak/dikembangbiakkan dan diperah susunya.
    Jenis inilah yang terkena zakat dengan syarat bersifat sa’imah, yaitu diternak dengan cara digembalakan supaya makan rumput dan tumbuhan yang tumbuh secara liar sepuasnya, tanpa mengeluarkan tenaga dan biaya untuk melayani makannya. Adapun yang bersifat ‘alufah, yaitu yang memakan tenaga dan biaya untuk melayani makannya, baik dengan cara disabitkan rumput, dibelikan atau ditanamkan rumput di suatu tempat dan digembalakan di situ, maka jenis ini tidak terkena zakat. Ini adalah pendapat Ahmad, Asy-Syafi’i, Abu Hanifah, dan jumhur ulama. Dipilih oleh Syaikhul Islam, Asy-Syaukani, dan Al-’Utsaimin.
  2. Untuk dimanfaatkan tenaganya sebagai ‘awamil (hewan pekerja).

Berdasarkan beberapa ayat al-Qur’an yang telah dipaparkan di atas, maka beberapa hewan berikut ini yang termasuk ke dalam mamalia yang terdapat dalam al-Quran, diantaranya: (District, 2014).

  1. Unta
    Unta dipekerjakan untuk mengangkut  (barang) atau mengairi sawah ladang. Sapi untuk membajak sawah atau untuk mengairi sawah ladang. Binatang yang dijuluki kendaraan padang pasir ini disebutkan oleh Allah Azza wa Jalla di dalam Al Qur'an pada QS. Al Ghaasyiyah: 17. ''Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan?'' Allah Ta'ala mengajak kita agar berpikir betapa sempurnanya makhluk ciptaan-Nya ini. Padang pasir yang memiliki cuaca ekstrim yang tak banyak binatang sanggup bertahan hidup, ternyata tidak berlaku bagi unta. Dia dapat tinggal dan hidup nyaman di sana. Inilah bukti hebatnya rancangan Sang Pencipta alam ini.
    Ketika badai pasir menerpa, Allah memberinya pelindung khusus baginya. Kelopak matanya yang transparan menjadikannya tetap bisa mengamati keadaan sekitar walaupun matanya tertutup. Hidungnya pun didesain memiliki penutup khusus agar debu dan pasir tidak mengganggu pernafasannya. Teriknya panas matahari dan membekunya udara ketika malam hari tiba diantisipasi oleh rambutnya yang lebat dan tebal yang menutupi seluruh tubuhnya. Sehingga unta pun tetap nyaman dalam dua keadaan tersebut. Kemampuannya meminum air hingga sepertiga tubuhnya dalam waktu relatif cepat dan persediaan lemak di punuknya hingga 40 kg, menjadikannya mampu bertahan hidup delapan hari dalam suhu 50 derajat celcius.
  2. Anjing
    Dalam surat Al A'raaf ayat 176, Allah 'Azza wa Jalla menyamakan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya seperti anjing yang suka menjulurkan lidahnya baik ketika dihalau maupun dibiarkan. Demikianlah mereka yang kafir kepada ayat-ayat Allah, dinasehati ataupun tidak, mereka tetap sama keadaannya, membangkang. Anjing dikenal sebagai hewan cerdas, daya penciumannya hebat, dan bisa diandalkan manusia untuk membantu pekerjaan mereka, semisal berburu dan menjaga ternak. Namun sebagai muslim kita dilarang memelihara anjing, salah satu sebab karena air liurnya mengandung najis.
    Ilmu modern telah mengungkapkan korelasi perilaku anjing ini dengan kenajisan yang diterangkan syariat. Menjulurkan lidah adalah hal alamiah bagi anjing untuk mengatur suhu tubuh mereka, karena anjing tidak memiliki kalenjar keringat kecuali sedikit sekali yang berada di telapak kaki. Kalenjar keringat bagi makhluk hidup berfungsi untuk mengatur, menurunkan, dan menjaga kestabilan suhu tubuh.
    Maka untuk membantu menjaga temperatur suhu tubuhnya, anjing akan selalu menjulurkan lidahnya. Karena saat itulah lidah dan rongga mulut dapat melakukan kontak langsung dengan udara, sehingga air menguap dari rongga mulut dan parinx (tenggorokan)-nya. Maka dari lidahnya tersebut akan keluar air liur.
    Air liur anjing adalah tempat keluarnya keringat sehingga semua bakteri mengumpul di lidahnya. Air liur anjing dari jenis apapun berbahaya bagi manusia, karena mengandung berbagai jenis bakteri patogen (biang penyakit). Inilah alasan kenapa syariat menyebutkan air liur anjing adalah najis. Lalu kenapa harus dibasuh tujuh kali dan salah satunya harus dengan tanah?
    Para ilmuwan telah mengungkapkan fakta yang menakjubkan, yaitu adanya zat desinfektan pada tanah. Ketika para ilmuwan mempelajari susunan kandungan tanah, mereka menemukan bahwa pada tanah mengandung dua materi yang dapat membunuh kuman-kuman, yakni tetracycline dan tetarolite. Dua unsur ini digunakan untuk proses pembasmian (sterilisasi) beberapa kuman. Bahan (zat) ini jika dicampur dengan bakteri dan kuman, akan segera membunuh bakteri dan kuman tersebut.
  3. Keledai
    Salah satu ayat yang menyebutkan nama keledai dalam Al Qur'an adalah surat Al Jumu'ah ayat 5. Di ayat ini Allah Subhanahu wa Ta'ala menyindir kaum yahudi yang tidak mau mengamalkan Taurat. Mereka seperti keledai yang mengangkut kitab-kitab di punggungnya. Kitab-kitab itu sama sekali tidak bermanfaat baginya selain membuatnya kepayahan.
    Dalam hadits shahih, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menerangkan bahwa keledai mampu melihat jin. Beliau memerintahkan umatnya untuk memohon perlindungan kepada Allah bila mendengar ringkikan keledai di malam hari, karena sejatinya dia sedang melihat jin.
    Dari penelitian terungkap bahwa keledai dapat melihat dengan sinar infra merah, sementara bangsa jin diciptakan Allah dari api. Artinya, jin termasuk dalam lingkup infra merah. Karena itulah keledai dapat melihat jin. Hal unik lainnya dari keledai adalah air susunya ternyata memiliki kualitas lebih baik dari susu sapi. Kandungan protein di dalam susu keledai dua kali lipat dari susu sapi. Bahkan di Eropa, susu keledai dijadikan untuk masker yang bermanfaat untuk membersihkan dan melembutkan kulit.
  4. Babi
    Babi disebutkan dalam Al Qur'an pada surat Al An'aam ayat 145 dan Al Maidah ayat 3. Keduanya membicarakan tentang haramnya mengonsumsi babi. Kebanyakan literatur menyebutkan babi adalah binatang yang memiliki perilaku jelek dan kebiasaan menjijikan. Babi adalah hewan yang kerakusannya dalam makan tidak tertandingi hewan lain. Ia melahap semua makanan yang ada di depannya. Jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi untuk memuaskan kerakusannya.
    Bahkan ia tak segan memakan kotoran apa pun di hadapannya. Kotoran manusia, hewan atau sampah busuk, bahkan memakan kotorannya sendiri hingga tidak ada yang tersisa. Kadang ia mengencingi kotorannya dan memakannya. Babi tidak memiliki leher sehingga ia tidak bisa menengok ke atas dan tidak bisa disembelih. Ini adalah hikmah Allah yang mengharamkannya untuk kita. Karena tidak bisa disembelih, maka darah pada tubuhnya tidak bisa dikeluarkan sehingga akan membeku di urat-urat darah dan dagingnya. Daging yang seperti ini tidak sehat dan tidak layak dikonsumsi manusia.
  5. Serigala
    Di dalam Al Qur'an telah disebutkan seekor binatang yang secara zalim dituduh, padahal binatang itu terbebas dari apa yang dituduhkan kepadanya. Binatang itu adalah serigala yang dituduh memakan Nabi Yusuf (Yusuf: 17). Serigala hidup dan berburu dalam kelompok. Kawanan ini memiliki pemimpin yang disebut 'alpha'. Alpha terdiri dari serigala jantan dan betina. Pasangan Alpha adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam kawanan, merekalah yang terlebih dahulu mencicipi hasil buruan. Saat serigala lain berpapasan dengan alpha, maka serigala itu harus selalu merendahkan ekornya. Alpha jantan dapat diibaratkan sebagai raja yang bijaksana dan mencintai.
  6. Gajah
    Fiil adalah surat dalam Al Qur'an yang artinya gajah. Binatang ini sangat tangguh digunakan untuk perjalanan jarak jauh. Dalam surat Al Fiil, Allah menceritakan pasukan Abrahah yang berkendaraan gajah yang ingin menghancurkan Ka'bah. Namun sebelum niat itu terwujud, Allah telah menghancurkan mereka. Allah kirimkan kepada mereka sekawanan burung ababil yang kemudian menghujani mereka dengan batu neraka. Maka matilah mereka semua.
    Gajah adalah binatang darat terbesar di dunia, dan merupakan satu-satunya mamalia yang tidak bisa melompat. Meski begitu gajah pandai berenang. Mereka menggunakan belalainya untuk bernafas ketika berenang. Gajah mampu mendeteksi keberadaan sumber air dalam radius 5 km. Gajah memiliki indra yang tajam, terutama pendengaran dan memorinya. Di antara semua makhluk darat yang hidup saat ini, otak gajah adalah yang paling besar.
  7. Ikan Paus
    Kisah Nabi Yunus 'alaihissalam ditelan ikan paus diceritakan oleh Allah pada surat Ash Shaffat ayat 139-145. Memang, dalam terjemahan Al Qur'an tidak disebutkan nama 'ikan paus' melainkan 'ikan besar' saja. Namun dalam hadits shahih Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menerangkan jenis ikan tersebut, yaitu ikan Nun (paus). Paus biru merupakan jenis ikan paus terbesar, panjangnya bisa mencapai 30 meter lebih.
  8. Sapi
    Sapi mungkin adalah binatang paling populer dalam Al Qur'an, karena namanya diabadikan sebagai nama surat kedua sekaligus surat terpanjang yaitu Al Baqarah (sapi betina). Dalam surat ini Allah menceritakan tentang bani Israil yang suka banyak bertanya yang akhirnya malah menyusahkan diri mereka sendiri. Sapi merupakan hewan herbivora (pemakan rumput). Uniknya, sapi tidak bisa menggigit karena tidak memiliki gigi atas bagian depan melainkan hanya lapisan padat dan keras pada rahang atasnya. Untuk memakan rumput, sapi menggunakan lidahnya yang besar untuk menggulung dan menariknya ke dalam mulut. Setidaknya sapi akan mengunyahnya 50 kali permenit.
    Sapi termasuk hewan sosial. Mereka membentuk kelompok besar dan memiliki ikatan yang kuat sesama anggotanya dan menghindari kelompok lain. Bercak hitam pada tubuh sapi mirip sidik jari pada manusia. Karenanya, tidak ada satu sapi pun yang mempunyai pola bercak hitam yang sama persis dengan sapi lainnya. Sapi mempunyai daya penciuman yang sangat tajam dan mampu mencium sesuatu yang berjarak 8 km jauhnya. Sapi juga dapat mendengar suara dengan frekuensi lebih rendah atau lebih tinggi dari yang manusia bisa dengar.
  9. Domba
    Dalam Islam, domba sering dikaitkan dengan syariat berkurban. Allah menyebutkannya pada Ash Shaffat ayat 102-107. Allah memerintahkan Nabi Ibrahim 'alaihissalam untuk menyembelih putranya, Ismail 'alaihissalam. Tatkala keduanya telah pasrah dan Allah mengetahui kesabaran mereka, maka Allah gantikan posisi Ismail dengan 'seekor sembelihan yang besar'. Ulama ahli tafsir menerangkan, bahwa itu adalah domba kibas berukuran besar.
    Setiap tahunnya jutaan domba disembelih oleh umat manusia, baik untuk dikonsumsi sehari-hari maupun untuk hewan kurban. Menakjubkannya keberadaan domba terus terjaga sepanjang masa. Domba terus ada dan tidak punah walaupun setiap hari disembelih. Seperti binatang ternak lainnya, domba juga termasuk hewan sosial. Mereka suka bergerombol saat mencari makan. Namun tidak seperti sapi, domba lebih selektif memilih rumput untuk dimakannya. Mereka memilih yang segar-segar dan menghindari yang terkontaminasi racun.
    Domba memiliki visual 270 derajat, sehingga ia tidak perlu menengok untuk mengetahui yang ada di belakangnya. Hal ini karena posisi penglihatannya yang menyamping. Domba memiliki daya ingat mumpuni, mereka mengenali wajah teman-temannya dan juga manusia.
  10. Kuda
    Kuda adalah binatang yang gesit, lincah dan tangguh untuk menjelajah berbagai medan di permukaan bumi ini. Maka pantaslah Allah Ta'ala mengabadikan namanya dalam sebuah surat yaitu surat Al 'Adiyaat (kuda perang). Bahkan di dalam surat ini Allah telah bersumpah atas namanya. Hampir seluruh bangsa di dunia ini menjadikan kuda sebagai kendaraan perang mereka. Allah Ta'ala telah merancang tubuh kuda dengan kokoh dan berimbang untuk menopang ketika dia berlari cepat agar tidak mudah terjerembab. Sementara bentuk lekuk tubuhnya yang proporsional sangat nyaman untuk dikendarai, bahkan menurut penelitian dapat memberi efek bagus bagi kesehatan punggung penunggangnya.
    Keistimewaan yang dimiliki kuda ini tidak dimiliki binatang lain. Seperti gajah misalnya, meskipun kuat namun kalah cepat dan gesit dibandingkan kuda. Meskipun pada masa sekarang kuda tidak lagi dipergunakan untuk berperang, namun setiap negara tetap memiliki pasukan berkuda (kavaleri) yang digunakan untuk acara-acara tertentu. Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memerintahkan umatnya untuk belajar berkuda. “Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah.” (Shahih, HR. Bukhari dan Muslim).
  11.  Tupai
    Tupai dalam bahasa Arabnya disebut as-sanjaab. Dalil dari Al Quran dan As Sunnah. Jika tidak ada satu pun dalil yang mengharamkannya maka kembali ke hukum asal yakni halal. Hal ini sesuai kaidah Al Ashlu fil As-yaa al Ibahah Illa maa warada ‘anisy syaari’ tahrimuhu, hukum asal dari segala sesuatu adalah mubah, kecuali ada dalil dari pembuat syariat yang mengharamkannya. Kaidah ini dibuat oleh para Ahli ushul, berdasarkan ayat-ayat berikut: “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah: 29)
    Pendapat yang pertama adalah HALAL , sebab tidak ada dalil yang mengharamkannya. Dalam kitab at-Tibyan li Maa Yuhallal wa Yuharram min al-Hayawanhal. 109, Imam Syihabuddin asy-Syafi’i (w.808 H) mengatakan: “Tupai, ia hukumnya halal…”
    Dalilnya adalah prinsip dasar hukum syariah Islam, bahwa :“al-ashlu fi al-asy-yaa` al-ibaahah maa lam yarid dalil al-tahriim” (Hukum asal benda adalah mubah selama tidak ada dalil yang mengharamkan). Imam asy-Syaukani menjelaskan kaedah tersebut pada bagian akhir bab tentang makanan, buruan, dan sembelihan dengan mengatakan,”Berbagai ayat dan hadis yang disebut pada awal bab ini menunjukkan bahwa hukum asal benda adalah halal (al-ashlu al-hill). Pengharaman tidak dapat ditetapkan kecuali jika ada [dalil] yang memindahkan dari hukum asalnya yang sudah diketahui…” Dalam masalah ini, yaitu hukum tupai, tidak ada dalil yang mengharamkannya baik secara langsung maupun tidak langsung.

Terdapat juga ulama' yang menggunakan dalil hadis nabi berikut:

الحلال ما احل الله في كتابه والحرام ما حرم الله في كتابه وما سكت عنه وهو مما عفو عنه (رواه الترمذى)

 “Yang halal adalah apa yang Allah halalkan dalam kitabNya, yang haram adalah yang Allah haramkan dalam kitabNya, dan apa saja yang di diamkanNya, maka itu termasuk yang dimaafkan”.

Karena itulah hukum memakan Tupai adalah kembali ke hukum asal segala sesuatu yakni halal, selama tidak membahayakan kesehatan. Sebab, memang tak ada dalil baik dari Al Quran dan As Sunnah tentang pengharamannya, atau makruhnya. Tertulis dalam kitab Hasyiah Al Jumal, kitab fiqih bermadzhab Syafi’i:

وَيَحِلُّ أَيْضًا السِّنْجَابُ وَهُوَ حَيَوَانٌ عَلَى حَدِّ الْيَرْبُوعِ يُتَّخَذُ مِنْ جِلْدِهِ الْفِرَاءُ

“Dan dihalalkan pula Tupai, dia adalah hewan sejenis kangguru, yang bisa diambil kulitnya untuk pakaian berbulu”

Tupai adalah harus dimakan. tupai bukanlah dikategorikan sebagi binatang buas ataupun binatang yg suka kepada kekotoran. Tupai adalah sejenis hewan yg suka memakan tumbuhan/sayuran. ia tidak beracun dan tidak membahayakan manusia. Manakala, monyet atau kera adalah binatang yg buas, melawan manusia.



















BAB III

PENUTUP



Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:

  1. Mamalia dalam perspektif sains memiliki bebera karakteristik, diantaranya adalah adanya kelenjar mamae, sehingga disebut sebagai binatang menyusui.
  2. Mamalia dalam perspektif al-Qur’an dijelaskan pula bahwa hewan tersebut memiliki kelenjar mamae, dimana terdapat dalam Q.S. An-Nahl : 66, selain itu dijelaskan pula mengenai ragam manfaat dari hewan mamalia tersebut.











































DAFTAR PUSTAKA



Al-Harari, Abdullah, Hadaiqu ar-Ruhu wa ar-Raihan fi rawabi ‘ulumi al-Qur’an, Dar Thauqu an-Najah (Beirut: 2001).

An-Najjar , Zaghlul, Min ayati al-I’jaz fi al-Qur’an-al-hayawan fi al-Qur’an, Dar al-Ma’rifah (Beirut:2006).

An-Najjar, Zaghlul Min ayati al-I’jaz fi al-Qur’an-al-hayawan fi al-Qur’an, Dar al-Ma’rifah (Beirut:2006), hlm,.317

Ibnu ‘Asyur , Tahir, At-Tahrir wa at-Tanwir, Dar Tunisiah ( Tunis: 1984)

Kindersley Dorling, 2010. Ensiklopedi Dunia Hewan, jilid 7. Jakarta: Lentera Abadi.

Muhammad, Nasib Ar Rifa’i. 1991. Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Gema Insani Press.

Muhammad, Nasib Ar Rifa’i. 1999. Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Gema Insani Press.

Qurthubi, Syaikh Imam. 2008. Al, Tafsir Al-Qurthubi. Jakarta: Pustaka Azzam.

Shihab, M. Quraish. 2006.  Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an vol. 8. Jakarta: Lentera Hati.

Shihab, M. Quraish. 2006. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an vol. 4. Jakarta: Lentera Hati.

Shihab,M. Quraish Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an vol. 8, (Jakarta: Lentera Hati, 2006), hlm.580

Sya’rawi ,Mutawalli, Tafsir as-Sya’rawi, Akhbar al-Yaum ( Kairo: 1991).

District, Laris. 2014. Binatang-Binatang Yang Disebutkan. (Online). Tersedia: http://larisdistrict.blogspot.co.id/2014/12/binatang-binatang-yang-di-sebutkan.html (Diakses padda 18 Desember 2016 pukul 22:24 WIB).

Hafshah, Rini. 2016. Hewan Vertebrata. (Online). Tersedia:  http://hewanvertebratadalamalquran.blogspot.co.id/ (Diakses pada 18 Desember 2016 pukul 22 : 21 WIB.)

Syariah, Asy. 2016. Zakat Hewan Ternak. (Online). Tersedia: http://asysyariah.com/zakat-hewan-ternak/ (Diakses pada 18 Desember 2016 pukul 21 : 55 WIB.)

Wahyuni, Dina Suci. 2016. Kelas Hewan Mamalia. (Online). Tersedia: http://dinasuciwahyuni.blogspot.co.id/2015/02/kelas-hewan-mamalia-ciri-umum-dan-cara.html  (Diakses pada 18 Desember 2016 pukul 22 : 22 WIB).